Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan Indonesia sudah mampu memproduksi bahan baku obat-obatan di dalam negeri.
Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes Lucia Rizka Andalusia mengatakan saat ini Indonesia sudah mampu memproduksi sebanyak 38 bahan baku obat-obatan yang diproduksi di dalam negeri.
Bahkan, 38 bahan baku tersebut sudah dikembangkan dan digunakan oleh industri farmasi di Indonesia. Bahan baku tersebut juga digunakan untuk fitofarmaka dan radiofarmaka.
"Saat ini, kita sudah mampu memproduksi 38 bahan baku obat-obatan dan kemudian dikembangkan serta sudah digunakan oleh industri farmasi di dalam negeri. Juga ada 8 obat-obatan berteknologi tinggi yang sudah diproduksi di dalam negeri," kata Rizka dalam diskusi panel di acara Health Summit 2025 di 25 Hours Hotel Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Tak hanya bahan baku obat-obatan, Indonesia juga sudah mampu memproduksi alat kesehatan, di mana sudah ada 491 jenis alat kesehatan yang sudah diproduksi di dalam negeri, terutama untuk fitofarmaka dan radiofarmaka
"Alat kesehatan dari bahan baku fitofarmaka sudah mampu kita produksi di sini, dari 491 jenis alat Kesehatan yang ada," tambah Rizka.
Meski begitu, Rizka mengakui masih banyak 'PR' yang harus diselesaikan karena jumlah bahan baku obat-obatan dan alat Kesehatan yang sudah dapat diproduksi di dalam negeri baru 30%.
"PR saya masih panjang, karena masih hanya 30% alat kesehatan yang sudah kita produksi di dalam negeri," ujar Rizka.
Rizka pun menegaskan jika Indonesia terus tidak mampu untuk memproduksi bahan baku obat-obatan dan alat kesehatan, maka Indonesia akan kehilangan kesempatan untuk industri farmasi.
"Jadi kalau kita tidak bisa memproduksi di dalam negeri, ya ini merupakan suatu loss of opportunity buat perkembangan industri farmasi kita," pungkasnya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tanaman Obat Berserakan di RI Tapi Impor 90% Bahan Baku Obat, Kenapa?