REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Rusia terus membombardir Ukraina di tengah upaya diplomatik mengakhiri perang kedua negara. Sementara Rusia agaknya memamerkan keunggulan mereka dalam perang itu dengan memulangkan seribu jenazah pasukan Ukraina ke Kiev.
Rusia dilaporkan kantor-kantor berita meluncurkan 270 drone dan 10 rudal dalam serangan semalam di negara itu, kata angkatan udara Ukraina. Kementerian Energi Ukraina mengatakan Rusia telah menargetkan fasilitas energi di wilayah tengah Poltava, rumah bagi satu-satunya kilang minyak Ukraina, sehingga menyebabkan kebakaran besar pada Selasa.
Serangan tersebut merupakan yang terbesar pada bulan ini, dan terjadi sehari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjamu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan para pemimpin Eropa di Gedung Putih untuk melakukan pembicaraan mengenai upaya perdamaiannya.
Rusia dan Ukraina juga mengatakan mereka menukar lebih banyak jenazah tentara mereka yang gugur pada Selasa. Ini bagian dari kesepakatan yang dicapai selama perundingan perdamaian di Istanbul, Turki awal tahun ini.
"Hari ini, kami menyerahkan 1.000 jenazah tentara Angkatan Bersenjata Ukraina ke pihak Ukraina. Mereka memberi kami 19 jenazah," kata asisten presiden Rusia Vladimir Medinsky, yang memimpin delegasi Rusia selama tiga putaran perundingan yang difasilitasi oleh Turki, melalui Telegram.
Markas Besar Koordinasi Ukraina untuk Perlakuan Tawanan Perang mengonfirmasi telah menerima 1.000 jenazah prajurit Ukraina, dan menyatakan terima kasih kepada Komite Palang Merah Internasional yang telah membantu proses pertukaran tersebut.
Moskow dan Kyiv melakukan tiga putaran perundingan perdamaian yang diperbarui di Istanbul pada 16 Mei, 2 Juni, dan 23 Juli. Ini menghasilkan pertukaran tahanan besar-besaran, namun tidak ada hal lain selain rancangan memorandum yang menguraikan posisi kedua belah pihak, yang tidak akan diterima oleh pihak lain, untuk potensi kesepakatan perdamaian.
Upaya perdamaian mencapai tahap lanjut setelah pertemuan puncak pekan lalu antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska, dan kemudian pertemuan lanjutan antara Trump, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan para pemimpin Eropa di Washington pada Senin.
Poin-poin penting dalam perundingan damai ini adalah potensi pertukaran lahan dan jaminan keamanan bagi Ukraina. Ukraina dan para pendukungnya di Eropa telah berulang kali menyerukan gencatan senjata sementara perundingan damai diadakan.
Putin menolak keras prospek itu. Dengan kian dalamnya pasukannya masuk wilayah Ukraina, ia agaknya enggan membekukan gerakan mereka.
sumber : Reuters/Associated Press