
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengeklaim banjir yang terjadi di Jakarta bukanlah kiriman dari wilayah Bogor. Menurutnya, memang sudah siklus alami air mengalir ke tempat yang lebih rendah.
"Gini, enggak ada banjir kiriman dari Bogor, air itu mengalir dari dataran tinggi ke dataran yang rendah. Itu aspek siklus alam," kata Dedi di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Kamis (10/7).
Dedi menjelaskan, saat ini memang pada beberapa titik di Bogor terjadi alih fungsi lahan. Sehingga, penyerapan air hujan kurang maksimal.
"Tetapi kalau mau kita jujur, perubahan alih fungsi lahan dan tata ruang di Bogor juga kan para pengusahanya dari mana? Gitu lho," ujar Dedi.
Dia melanjutkan, saat ini pihaknya tengah melakukan langkah-langkah untuk merevitalisasi tata ruang tersebut. Namun, hal ini perlu keterlibatan dari banyak pihak.
"Kan langkah-langkahnya terus dilakukan hari ini. Kita akan merevisi tata ruang, kemudian bangunan-bangunan yang menutup daerah aliran sungai dibongkar, hulu sungainya kita lagi tata," papar Dedi.
"Walaupun biayanya sangat mahal ya, recovery lingkungan itu lebih mahal dari pembangunan. Nah tentunya tidak bisa jalan sendiri harus semua orang bekerja sama untuk concern menyelesaikan lingkungan," tambah dia.

Sebelumnya, 42 RT yang tersebar di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur terendam banjir pada Minggu (6/7). Ketinggiannya ada yang mencapai 3 meter.
Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menyebut banjir itu sebagai banjir kiriman.
“Memang banjir yang terjadi pada hari ini adalah banjir kiriman yang paling utama. Karena curah hujan yang cukup tinggi di atas 200 liter,” ujar dia di kawasan TMII, Jakarta Timur, Minggu (6/7).