Video deepfake Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, yang menyebut ‘Guru Beban Negara’, menjadi salah satu pemicu kemarahan demonstrasi masyarakat yang terjadi belakangan ini. Menurut Ketua Presidium Masyarakat Antifitnah Indonesia (MAFINDO), Septiaji Eko Nugroho, deepfake itu punya pengaruh besar terhadap pergerakan demo kali ini.
Lalu, bagaimana kita bisa membedakan konten hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI) dan video asli tanpa editan? Mari kita bahas.
Bedakan video hasil AI dan asli
Menurut Vida, perusahaan penyedia layanan identitas digital dan tanda tangan elektronik, saat ini teknologi deepfake memang semakin canggih. Cara mendeteksi kontennya pun semakin sulit.
Deepfake sendiri adalah rekaman komputer yang dilatih melalui gambar-gambar yang sudah ada dan tak terhitung jumlahnya. Deepfake bekerja dengan berbagai cara, salah satunya menggunakan Generative Adversarial Network (GAN).
GAN adalah sebuah framework machine learning yang terdiri dari dua jaringan saraf, yaitu generator dan diskriminator. Generator bertugas untuk menciptakan gambar palsu yang seolah terlihat nyata. Sementara diskriminator akan membedakan gambar asli dan palsu.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengidentifikasi konten deepfake. Beberapa ciri tersebut termasuk:
Perhatikan ekspresi wajah dan gerakan orang yang ada di video. Gerakan hasil deepfake biasanya tidak alami. Gerakan wajah dan tubuh pada manusia asli lebih natural dan lancar, sementara pada deepfake terlihat patah-patah. Kebanyakan deepfake menampilkan gerakan yang tak wajar dan tidak sinkron antar anggota tubuh.
Audio dan video tidak sinkron
Ketidaksinkronan antara audio dan video adalah ciri lain dari deepfake. Video asli memiliki sinkronisasi yang konsisten antara elemen visual dan audio. Sementara deepfake seringkali kesulitan menyinkronkan aspek-aspek tersebut, sehingga terlihat ada perbedaan antara audio dan video.
Deteksi gerakan mata dan kedipan
<...