Blunder Komunikasi Pejabat: Immanuel Ebenezer, Ahmad Sahroni, hingga Hasan Nasbi

1 week ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

WAKIL Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni kembali menjadi sorotan publik setelah menanggapi wacana pembubaran lembaga legislatif.

Politikus Partai NasDem itu menyebut kritik yang meminta pembubaran DPR sebagai sesuatu yang berlebihan dan bahkan melabeli pihak yang menggaungkan wacana tersebut sebagai orang tolol.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

“Apakah dengan membubarkan DPR emang meyakinkan masyarakat bisa menjalani proses pemerintahan sekarang ini, belum tentu,” ujar Sahroni usai kunjungan kerja di Sumatera Utara, Jumat, 22 Agustus 2025 berdasarkan laporan dari Tempo

Ia menambahkan kritik sah-sah saja, namun meminta agar tidak sampai mencaci maki. Pernyataan tersebut kemudian ramai diperbincangkan di media sosial X dan menjadikan nama Ahmad Sahroni trending. 

Sahroni mengunggah satu foto di akun Instagram pribadinya @ahmadsahroni88. Foto yang diunggah menampilkan gambar sosok pria mengenakan topeng anonim dengan teks narasi "Makin banyak orang tolol yang bangga akan ketololannya."

Sejumlah warganet menilai bahwa kritik “bubarkan DPR” merupakan ekspresi kekecewaan masyarakat terhadap kinerja parlemen yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.

Kontroversi Ahmad Sahroni hanyalah satu dari sederet blunder komunikasi pejabat di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Berikut merupakan beberapa pernyataan pejabat publik yang sempat menuai polemik.

Hasan Nasbi soal Teror Kepala Babi: Dimasak Saja

Pada 21 Maret 2025, redaksi Tempo menerima teror berupa kepala babi. Namun alih-alih mengecam keras intimidasi terhadap kebebasan pers, Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Nasbi justru berkata santai agar kepala babi tersebut dimasak saja.

Pernyataan itu dinilai tak pantas keluar dari mulut pejabat negara, apalagi juru bicara pemerintah yang semestinya mewakili suara presiden. Mantan Jubir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Dino Patti Djalal, menegaskan komunikasi publik seharusnya meredakan ketegangan, bukan memperkeruh situasi.

Immanuel Ebenezer: Mau Kabur, Jangan Balik Lagi

Fenomena tagar #KaburAjaDulu di media sosial, yang berisi ajakan anak muda mencari pekerjaan di luar negeri, sempat viral pada Februari 2025. 

“Mau kabur, kabur aja lah. Kalau perlu jangan balik lagi.” ujar Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Immanuel Ebenezer saat dimintai tanggapan mengenai fenomena ini.

Pernyataan itu menuai kritik karena dianggap merendahkan aspirasi rakyat. Politikus PDIP Guntur Romli menilai Noel seharusnya lebih bijak. Menurutnya, #KaburAjaDulu adalah ekspresi kekecewaan atas minimnya lapangan pekerjaan di dalam negeri.

Kepala BGN Dadan Hindayana: Timnas Indonesia Sulit Menang Karena Kurang Gizi

Maret 2025, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana membuat heboh dengan mengaitkan kekalahan Timnas Indonesia di kancah internasional dengan masalah gizi. Ia menilai para pemain lokal kesulitan bermain 90 menit penuh karena gizinya tidak bagus, dan banyak pemain bola lahir dari kampung.

Meski mengakui adanya kemajuan, Dadan menyebut keberhasilan Timnas lebih disokong pemain keturunan Belanda yang telah mengonsumsi produk makan bergizi di negeri Belanda.

Pernyataan itu memicu kekecewaan. Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian Irfani menegaskan Dadan sebaiknya fokus pada Program Makan Bergizi Gratis ketimbang melontarkan komentar yang dianggap merendahkan atlet nasional.

KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak soal Kritikus RUU TNI: Otak Kampungan

Kepala Staf TNI AD Jenderal Maruli Simanjuntak pada Maret 2025 menanggapi penolakan publik terhadap RUU TNI dengan menyebut kekhawatiran itu sebagai “otak kampungan”. Menurutnya, isu kembalinya dwifungsi TNI hanyalah cara menyerang institusi militer.

Aktivis HAM Usman Hamid menilai diksi kampungan menstigma suara kritis rakyat. Ia menegaskan kosakata itu bermakna negatif, identik dengan terbelakang atau kurang ajar, dan tidak semestinya diucapkan pejabat tinggi TNI.

Wamenag Romo HR Muhammad Syafii: THR Ormas Disebut Budaya

Blunder lain datang dari Wakil Menteri Agama Romo HR Muhammad Syafii. Dilansir dari laman resmi Kemenag Sumbar, pada Maret 2025, ia menyebut kebiasaan organisasi masyarakat meminta Tunjangan Hari Raya (THR) ke pengusaha sebagai bagian dari budaya.

Pernyataan ini menuai kontroversi karena dianggap melegitimasi praktik paksa minta THR. Meski kemudian memberi klarifikasi bahwa yang dimaksud adalah tradisi saling memberi di hari Lebaran, ucapan awalnya sudah telanjur menimbulkan polemik di ruang publik.

Dari Ahmad Sahroni hingga Hasan Nasbi, dari Noel Ebenezer hingga Dadan Hindayana, pola yang muncul serupa: komunikasi pejabat publik justru menyinggung, bukan merangkul. Alih-alih meredam keresahan, pernyataan mereka kerap memperuncing kemarahan publik.

Seperti ditegaskan mantan Jubir Presiden Joko Widodo, Johan Budi, ucapan pejabat publik bukanlah opini pribadi melainkan representasi pemerintah. Karena itu, setiap kata yang keluar mestinya dipilih dengan hati-hati.

Novali Panji Nugroho, Hendrik Khoirul Muhid, dan Hendrik Yaputra turut berpartisipasi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article