
Saat naik pesawat, traveler tentu tahu kalau kamu tidak diperbolehkan bikin candaan soal bom. Apa pun alasannya, penumpang yang bikin candaan soal ini pasti akan ditangkap dan dikenakan sanksi atau hukuman yang berlaku.
Meski sudah tertera jelas, masih ada saja penumpang yang nekat atau melanggar aturan tersebut. Contohnya adalah seorang remaja 16 tahun yang baru-baru ini harus berurusan dengan hukum, karena bikin candaan soal bom di pesawat.
Dilansir People, parahnya, bukannya mengaku salah, sang ibu malah bersikukuh menyebut bahwa anaknya hanya bercanda melewati batas saja.

Namun, apa pun alasannya, remaja tersebut tetap ditangkap setelah diduga mengucapkan ancaman bom di dalam sebuah pesawat Spirit Airlines, yang hendak terbang dari Fort Lauderdale menuju Missoure pada Senin (14/7) lalu. Tak hanya itu, insiden ini menyebabkan seluruh penumpang harus diturunkan dari pesawat, sebelum pihak berwenang menyatakan bahwa pesawat tersebut benar-benar aman.
Menurut kantor Sheriff Broward, petugas menerima laporan ancaman bom sekitar pukul 15.15 waktu setempat di Bandara Internasional Fort Lauderdale-Hollywood.

Pihak kepolisian mengkonfirmasi bahwa remaja tersebut kini menghadapi dakwaan atas tindakan kriminal berupa laporan palsu terkait bahan peledak, dan perusakan properti bernilai lebih dari 1.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 16,3 juta,
"Pesawat diarahkan ke lokasi terpencil dan para penumpang diturunkan dengan selamat. Setelah pemeriksaan menyeluruh, pesawat dinyatakan aman oleh pihak berwenang," ujar juru bicara maskapai Spirit Airlines.
Pesawat Terlambat hingga 4 Jam
Berdasarkan data dari aplikasi pelacakan penerbangan FlightRadar24, pesawat yang dijadwalkan lepas landas menuju Kansas City pada pukul 14.37 waktu setempat tersebut baru terbang pukul 19.44 waktu setempat, atau mengalami keterlambatan lebih dari lima jam.
Sebuah video TikTok yang kini viral memperlihatkan momen saat remaja itu digiring keluar dari pesawat oleh petugas, disertai penumpang lain yang berjalan di atas landasan pacu setelah diperintahkan keluar dari kabin.

Sementara itu, menurut laporan The Miami Herald, ibu dari remaja tersebut mengklaim bahwa pernyataan anaknya bukanlah ancaman serius, melainkan lelucon yang sangat tidak pantas.
"Dia hanya bilang, 'Saya punya bom di saku saya'," ujarnya.
Komentar tersebut kemudian didengar oleh seorang penumpang lain, yang langsung melaporkannya ke pihak berwenang.
"Saya tahu dia anak yang baik," lanjut sang ibu.
Kerugian Capai 815 Juta
Remaja tersebut telah menjalani sidang di pengadilan anak pada Selasa. Dalam rekaman sidang yang diperoleh NBC Miami, hakim menjelaskan bahwa pihak Spirit Airlines mengalami kerugian sekitar 50 ribu dolar AS atau Rp 815 juta, akibat evakuasi dan penundaan penerbangan.
"Saya hanya ingin memohon keringanan atas kejadian ini," kata sang ayah, Phillip Schmidt, dalam persidangan yang dihadiri melalui Zoom.
"Saya tidak percaya anak saya bertindak kriminal. Ia hanya bertindak seperti remaja 16 tahun yang belum dewasa," lanjutnya.

Menurut pengacaranya, remaja itu tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya dan belum jelas di mana tepatnya kalimat tersebut diucapkan.
"Pernyataan yang dimaksud hanya, 'Saya punya bom di saku saya'. Tapi masalahnya tidak dijelaskan di mana kalimat itu diucapkan. Apakah di dalam pesawat? Di bandara? Atau dalam perjalanan ke bandara?," tuturnya.
Hakim akhirnya memerintahkan agar remaja tersebut menjalani evaluasi psikologis, dan untuk sementara tetap ditahan di pusat rehabilitasi anak. Spirit Airlines belum memberikan komentar resmi terkait insiden ini.
Sebelumnya pada bulan Juli ini, seorang penumpang pria berusia 27 tahun juga ditangkap, karena mengaku kepada penumpang lain bahwa laptop miliknya adalah bom, yang memaksa pesawat melakukan pendaratan darurat. Ia kini menghadapi ancaman hukuman lima tahun penjara, dan denda hingga 25 ribu dolar AS atau sekitar Rp 407 juta.