Liputan6.com, Jakarta - Iwan Fals memang menjadi pesona tersendiri di malam perayaan HUT SCTV ke-35 Xtraordinary, Minggu (24/8) malam. Setelah tampil bersama Widi “Hello Band”, Bian “Bian Gindas”, Ary “Goliath”, Dide “Hijau Daun”, Zivi “Five Minutes" membawakan lagu "Bento", salah satu legenda musik Indonesia itu kembali menggoyang panggung bersama bandnya.
Kali ini Iwan Fals tampil beda, atau kembali ke roots dia sebenarnya, dengan membawakan irama country pada lagu berjudul "Tikus Tikus Kantor".
Ya, di awal perjalanan kariernya,pria bernamalengkap Virgiawan Listanto ini memang dikenal kerap memasukkan warna country dalam lagu-lagunya.
Pun semalam, Iwan Fals tampil total dengan country-nya.Tak hanya aransemen musik, dari segi outfit, Iwan Fals Bersama personel bandnya tampil bergaya busana musik asal wilayah Pegunungan Appalachian, Amerika Serikat itu.
Iwan Fals sendiri mengenakan kemeja putih dipadukan dengan vest berwarna cokelat. Topi koboi yang dikenakannya menambah kental warna country malam itu.
Malam Puncak HUT SCTV 35 Xtraordinary hadirkan Ahn Yeon Seop sebagai bintang tamu.
Makin Meriah
Lagu "Tikus Tikus Kantor" sendiri diambil dari album Barang Antik yang dirilis tahun 1984. Namun, seperti biasa, Iwan Fals pun membawakannya dengan gaya jenaka.
Dia menari kesana-kemari, bercanda dengan para personel bandnya, sambil sesekali mengajak interaksi audiens di di Studio Emtek City, Jakarta Barat. Suasana pun semakin meriah.
Berpantun Ria
Di sela-sela penampilannya, bahkan, sang legenda sempat berpantun ria.
"Jalan-jalan ke Bekasi," katanya, disambut koor audiens, "cakeeeppp".
"Jangan lupa mampir ke rumah Pak Haji," ujarnya, lagi.
"Duduk di kursi tanpa solusi, tikus berdasi banyak ingkar janji.".
Kritik untuk Koruptor
Lagu ini memang berisi kritikan kepada oknum-oknum yang kerap menilap uang negara, alias korupsi. Hebatnya, sejak lagu ini dirilis Iwan Fals 41 tahun lalu, kondisi di negeri ini tak juga berubah.
Hingga saat ini, kita masih mendengar pejabat-pejabat negara yang ditangkap KPK dan dijebloskan ke bui, karena mencuri uang negara alias korupsi.Hal ini juga menjadi bukti betapa laga-lagu sang legenda masih tetap relevan dinyanyikan saat ini.
Bukan hanya untuk menghibur tapi juga berisi kritik agar negeri ini lebih baik lagi.