
Pekan ini merupakan minggu pertama anak-anak kembali bersekolah. Ada yang menjalani harinya sebagai murid baru di sekolahnya, dan ada juga yang belajar pada jenjang kelas yang lebih tinggi.
Karena masih pekan-pekan awal masuk sekolah, Anda mungkin melihat si kecil masih kurang termotivasi untuk belajar di sekolahnya. Misalnya, karena ia masih ingin menikmati waktu bebas seperti masa libur panjangnya, atau karena belum bisa beradaptasi dengan guru dan teman-teman barunya di kelas.
Bila hanya terjadi 1-2 hari mungkin tidak akan menjadi masalah. Namun, bagaimana bila rasa malas dan kurang motivasinya berlangsung dalam waktu yang lebih lama?
Anak Lagi Malas Sekolah, Apa yang Orang Tua Harus Lakukan?

1. Tunjukkan Kepedulian
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah menunjukkan kepada anak bahwa Anda peduli dengan urusan sekolah mereka. Ya Moms, Anda bisa menanyakan perkembangan mereka di kelas, hingga beri tahu bahwa ayah dan ibunya siap membantu jika mereka membutuhkan dukungan untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
Ajak anak berdiskusi tentang apa yang mereka pelajari, serta hal-hal yang mereka sukai dan tidak sukai. Untuk anak-anak yang lebih besar, penting juga memberikan ruang. Terlalu menekan justru bisa menimbulkan perlawanan dan menurunkan motivasi.
2. Gunakan Penguatan Positif
Memberi penghargaan atas usaha anak bisa sangat efektif, Moms. Anda tidak perlu memberikan hadiah besar. Anda bisa saja memberikan pujian, pelukan, atau tambahan waktu bermain gadget sudah cukup berarti.
Fokuskan pujian pada usaha, bukan hanya hasil akhir. Misalnya, beri apresiasi saat anak menyelesaikan tugas sulit atau tetap mengikuti pelajaran meskipun sedang kesulitan. Anak-anak perlu tahu bahwa orang tuanya tidak mengharapkan kesempurnaan, tetapi menghargai ketekunan mereka.
3. Libatkan Dukungan Tambahan
Jika urusan sekolah mulai menjadi sumber konflik di rumah, maka pertimbangkan untuk mencari bantuan. Anda bisa meminta bantuan teman-temannya atau kakaknya untuk mendampingi anak belajar. Langkah ini bisa mengurangi stres dalam keluarga. Selain itu, berdiskusi langsung dengan guru juga dapat memberikan gambaran tentang perilaku anak dan membantu menyusun strategi yang tepat untuk memotivasi mereka.
4. Kelola Perasaan sebagai Orang Tua
Tidak kalah penting, perhatikan perasaan Anda sendiri, Moms. Jika Anda merasa sangat frustrasi atau marah karena prestasi anak, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan terapis atau bergabung dalam kelompok pendukung. Kesehatan emosional orang tua juga berpengaruh besar pada cara mereka mendampingi anak.
5. Cari Tahu Hambatan yang Mungkin Ada
Jika anak tampak tidak termotivasi, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mencari tahu apakah ada hambatan tertentu. Kesulitan belajar, tantangan sosial, masalah perhatian, atau emosi bisa menjadi penyebab utama anak kehilangan semangat belajar.
Namun, tidak semua anak dengan nilai buruk memiliki masalah yang dapat didiagnosis. Masih banyak hal yang bisa dilakukan orang tua untuk menumbuhkan semangat belajar mereka.
Tips Bantu Anak Lebih Termotivasi dan Semangat untuk Pergi ke Sekolah

1. Terlibat Secara Aktif
Kehadiran Anda dalam kehidupan akademis anak sangat berpengaruh. Apa yang bisa kita lakukan? Misalnya, bantu anak mengerjakan PR namun tetap beri kesempatan untuk mengerjakannya sendiri, ajak bicara tentang pelajaran yang mereka pelajari, dan tunjukkan bahwa sekolah bisa jadi pengalaman menyenangkan.
Ini sangat efektif untuk si kecil yang cenderung meniru minat orang tua. Untuk anak remaja, hindari terlalu banyak menginterogasi. Sebaliknya, buatlah percakapan yang seimbang, misalnya dengan menceritakan juga aktivitas Anda hari itu.
Namun, tetap penting memberi ruang bagi anak yang lebih besar. Jika Anda terus-menerus mengawasi mereka saat belajar, hubungan Anda bisa tegang dan motivasi anak bisa menurun.
2. Motivasi yang Tepat
Penghargaan tidak selalu harus berupa dibelikan barang yang anak inginkan. Pujian sosial seperti pelukan, tos, dan kata-kata positif bisa sangat berpengaruh. Seiring waktu, penghargaan ini bisa berubah menjadi motivasi internal lho, Moms!
Neuropsikolog dari Child Mind Institute, Dr. Ken Schuster, menyarankan agar aktivitas yang menyenangkan, seperti makan camilan kesukaannya atau bermain gim, dijadikan hadiah setelah anak menyelesaikan bagian dari tugas sekolah. Membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil dan memberikan waktu istirahat sebagai hadiah juga bisa sangat membantu.
3. Hargai Usaha, Bukan Hanya Nilai
Pesan utama yang perlu ditanamkan adalah pentingnya kerja keras. Apresiasi anak yang menunjukkan ketekunan dan berani mencoba hal baru, meskipun hasilnya belum sempurna. Pujian atas nilai yang mudah didapat bisa membuat anak berpikir bahwa usaha keras tidak diperlukan, padahal kemampuan berkembang dari tantangan.
4 Arahkan pada Tujuan Jangka Panjang
Nah Moms, untuk anak yang lebih besar, penting untuk membantu mereka melihat gambaran besar. Ingatkan nilai sekolah mereka akan berkaitan dengan tujuan masa depan mereka, seperti masuk perguruan tinggi atau memilih karier. Pengingat ini bisa menjadi motivasi tambahan, terutama bagi siswa SMA yang mulai kehilangan semangat belajar setelah diterima di universitas.