Al-Ihsan’ Maupun ‘Welas Asih’ Sama-Sama Bukan Kata Asli Tanah Air

1 month ago 7
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Belakangan dunia maya Tanah Air diramaikan dengan polah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengganti nama RS Al-Ihsan di Kabupaten Bandung menjadi RSUD Welas Asih. Alasan Dedi, ia ingin nama yang lebih dekat dengan “kearifan lokal Sunda”.

Meski sebenarnya, kata “Welas Asih” sedianya bukan sepenuhnya asli dari Sunda. Kata “Āśīḥ” alias “आशी:” sedianya adalah kosakata Sansekerta. Merujuk kamus yang disusun Ram Narain Lal pada 1936, kata itu bisa berarti “permintaan perlindungan kepada dewa-dewi”, juga berarti “pemberkatan”. Sedangkan merujuk kamus Bahasa Sansekerta HH Wilson (1832) serta Monier Williams (1872), kata itu bisa berarti “mengharapkan atau melimpahkan berkah.”

Di media sosial, upaya Pemprov Jabar ini kemudian ditingkahi beragam. Sampai-sampai muncul tudingan de-Islamisasi dan de-Arabisasi. Jikalaupun ada niatan seperti itu, ini upaya yang tergolong berat. Karena jika dihitung-hitung, Bahasa Indonesia memang seperti itu. Ia banyak sekali dipengaruhi kata-kata asing.

Jamak diyakini bahwa Bahasa Indonesia datang dari lingua franca yang marak dipakai para pedagang di Nusantara sejak lama. Ia disebut berakar dari bahasa Melayu yang dicakapkan di wilayah Riau-Lingga dan Johor.

Awalnya, menurut kritikus sastra sekaligus Indonesianis Andries Teeuw, bahasa Melayu Kuno muncul selambatnya pada abad ke-7 Masehi. Bahkan saat itu, bentuk kuno Melayu sudah mulai meminjam kata dan istilah dari bahasa Jawa Kuno dan Batak Kuno. Ini nantinya akan jadi dasar fleksibilitas bahasa yang kini digunakan di Nusantara.

Bahasa Sansekerta yang datang bersamaan masuknya agama Hindu-Buddha juga mulai menyumbangkan kosakata untuk bahasa Melayu Kuno tersebut. Dalam prasasti yang dibuat untuk Raja Adityawarman kira-kira pada 1356 dan ditemukan di Sumatra Barat, Bahasa Melayu kala itu sudah dipenuhi kosakata pinjaman dari Bahasa Sansekerta.

Gambaran paling gamblang dari pengaruh ini bisa dilihat dari bagaimana orang-orang Nusantara menyebut benda besar di langit yang bersinar pada siang hari. Tak ada kata Melayu Kuno yang bertahan untuk menyebut benda itu. Yang dipakai adalah kata “matahari” (dari matanya “Hari” yang merupakan nama lain Dewa Wisnu); kemudian “Surya” dan “Baskara”, keduanya juga nama dewa Hindu.

Read Entire Article