Jakarta, CNBC Indonesia - Isu paparan radioaktif pada udang asal Indonesia di Pasar Amerika Serikat (AS) berdampak pada petambak lokal. Harga udang di sejumlah daerah anjlok hingga 30%, sementara serapan pasar menurun tajam. Kondisi ini membuat petambak resah, bahkan terpaksa menjual hasil panen murah ke pasar lokal.
Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI) Andi Tamsil menyebut pasar lokal kini juga terpengaruh dengan isu radioaktif, hingga enggan membeli produk udang.
"Pasar lokal juga terpengaruh dengan isu radioaktif, sehingga konsumen enggan mengonsumsi, padahal sudah jelas hasil temuan Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) bahwa udang kita bebas RA (radioaktif Cs-137). Kita sudah minta pemerintah untuk mensosialisasikan hasil Bapeten, agar situasi kembali normal," ujar Andi kepada CNBC Indonesia, Senin (8/9/2025).
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) beberapa waktu lalu mengumumkan penarikan udang beku dari Indonesia yang dipasarkan dengan merek Great Value di Walmart. Hasil investigasi FDA menunjukkan kontainer udang milik PT BMS Foods terdeteksi mengandung isotop Cesium-137.
Di dalam negeri, Bapeten bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Kementerian Lingkungan Hidup telah menurunkan tim untuk menyelidiki sumber kontaminasi. Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten, Ishak, menyebut paparan radiasi ditemukan di area pengumpulan besi bekas dekat pabrik PT BMS. "Penyelidikan menemukan adanya material logam yang terindikasi mengandung zat radioaktif Cs-137," ujar Ishak.
Meski hasil investigasi Bapeten menyebut udang Indonesia bebas dari paparan radioaktif, Andi Tamsil menegaskan bahwa dampak di lapangan sudah dirasakan keras oleh petambak.
"Harga udang di beberapa daerah sudah turun sampai 30%. Di wilayah yang terdampak langsung, serapan pasar menurun tajam, sehingga petambak terpaksa menjual murah ke lokal. Bahkan pasar lokal ikut terpengaruh isu radioaktif, konsumen enggan membeli," jelasnya.
SCI menilai pemerintah harus segera turun tangan agar kepercayaan pasar bisa kembali pulih. "Perlu segera ada sosialisasi resmi hasil investigasi kepada publik agar situasi kembali normal. Pemerintah juga harus memberikan penjelasan cepat dan transparan disertai bukti kepada publik serta otoritas AS. Jangan biarkan ketidakpastian berlarut, karena dampak kehilangan pasar akan sulit untuk dipulihkan," tegas Andi.
Ia juga mengingatkan, petambak kecil menjadi pihak yang paling berat menanggung kerugian dari situasi ini.
"Petambak kecil sedang menanggung dampak terberat. Konsumen harus diyakinkan kembali bahwa udang Indonesia aman. Penyelesaian cepat adalah kunci menjaga kepercayaan pasar domestik maupun internasional," katanya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nasib Udang RI di Ujung Tanduk Efk Tarif Trump, Pemerintah Bisa Apa?