Liputan6.com, Jakarta Ruben Amorim baru sembilan bulan menangani Manchester United, namun perjalanan singkat itu sudah dipenuhi rentetan momen sulit. Alih-alih membawa Setan Merah bangkit, pelatih asal Portugal tersebut justru harus berkali-kali menghadapi situasi rumit di Old Trafford.
Manchester United kini masih terjebak dalam periode penuh tekanan. Pukulan teranyar hadir di Piala Carabao, ketika United dipermalukan tim League Two, Grimsby Town, melalui adu penalti di babak kedua.
Kekalahan itu menjadi catatan terburuk klub dalam ajang tersebut selama lebih dari satu dekade. Sebab, sebelum laga, sulit untuk menyaksikan MU harus berjuang keras hingga akhirnya menelan kekalahan dari Grimsby Town.
Sejak mengambil alih dari Erik ten Hag, Amorim harus berhadapan dengan kenyataan pahit. Tak hanya soal performa yang naik-turun, tetapi juga sejumlah kontroversi di ruang ganti hingga komentar tajam. Inilah lima momen buruk yang mewarnai karier Amorim di Manchester United.
Ruben Amorim Memecahkan Layar TV
Meski tampil tenang di depan awak media, Ruben Amorim dikenal punya karakter berapi-api. Hal itu terlihat jelas usai United kalah 1-3 dari Brighton di Old Trafford pada musim lalu. Kekalahan tersebut menjadi kekalahan kandang keempat Amorim, hanya dalam dua bulan ia menjabat.
Rasa frustrasi memuncak di ruang ganti. Menurut laporan Mirror, Amorim meluapkan amarahnya hingga memecahkan layar TV yang biasanya ia gunakan untuk menjelaskan taktik.
Para pemain dikabarkan hanya bisa duduk diam menyaksikan ledakan emosinya, sebuah tanda betapa situasi di ruang ganti sudah berada dalam tekanan besar.
Tim Terburuk dalam Sejarah
Kekalahan dari Brighton bukan sekadar soal pecahnya TV. Lebih dari itu, Amorim sampai menyebut timnya sebagai "tim terburuk dalam sejarah Manchester United." Ucapan itu keluar setelah United hanya mampu mengoleksi 11 poin dari 11 pertandingan liga.
Dalam konferensi pers, ia dengan blak-blakan berkata: "Bayangkan bagaimana ini bagi seorang penggemar Manchester United. Bayangkan bagaimana ini bagi saya. Kami mungkin adalah tim terburuk dalam sejarah Manchester United."
Finis Peringkat ke-15 Klasemen Premier League
Amorim ditunjuk untuk memperbaiki situasi buruk United yang saat itu terdampar di posisi ke-13. Harapannya, kehadiran pelatih berusia 40 tahun ini bisa memberi energi baru bagi skuad. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
United hanya meraih tujuh kemenangan dari 27 laga liga di bawah arahannya. Akhirnya, mereka finis di peringkat ke-15 dengan 42 poin, menjadi capaian terburuk klub sejak musim 1989/90. Lebih menyakitkan lagi, poin itu tercatat sebagai yang terendah sejak degradasi terakhir pada 1973/74.
Tawaran Mundur dari Old Trafford
Meski musim perdananya berjalan kelam, Amorim sempat membawa United mencapai final Liga Europa. Sayangnya, mereka kalah tipis 0-1 dari Tottenham Hotspur di Bilbao. Kekalahan itu menutup musim dengan rasa pahit, karena di liga domestik performa mereka juga hancur-hancuran.
Setelah final, Amorim melontarkan pernyataan mengejutkan. "Jika dewan direksi dan para penggemar merasa saya bukan orang yang tepat, saya akan pergi keesokan harinya tanpa membahas kompensasi. Tapi saya tidak akan mundur lagi. Saya ...