
PT Unilever Indonesia Tbk (Perseroan) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 18,2 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 2,2 triliun pada semester I 2025. Angka ini menunjukkan penjualan bersih terkoreksi sebesar 4,4 persen secara year on year (yoy) dan tumbuh 13,1 persen dibandingkan semester II 2024.
Di sisi lain, laba bersih UNVR terkoreksi sebesar 12,6 persen yoy, meningkat 139 persen dibandingkan semester II 2024.
Belanja iklan dan promosi juga meningkat menjadi 8,9 persen dari total penjualan bersih, menegaskan investasi berkelanjutan dalam hal ekuitas dan keterlibatan konsumen.
Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, menegaskan, capaian awal ini menjadi landasan kokoh untuk menjaga momentum dan menempatkan Unilever ke posisi yang baik di kuartal III 2025.
“Meskipun kinerja kami di semester I 2025 masih berada di bawah capaian tahun sebelumnya, kami melihat perbaikan bertahap dibandingkan dengan Semester II 2024–baik dalam hal pertumbuhan penjualan maupun profitabilitas,” kata Benjie.

Ia melanjutkan, merek-merek Unilever Indonesia—yang mewakili 55 persen dari portofolio—telah mencatat pertumbuhan, menunjukkan penerimaan konsumen yang lebih baik dan ketangguhan portofolio.
Sepanjang 2025, Unilever Indonesia juga mencatatkan banyak kemajuan, di antaranya:
1. Merek dan porfolio yang lebih kuat
Prioritas perseroan ditopang oleh tiga pilar utama. Pertama, dengan memaksimalkan potensi merek inti yang menghadirkan merek produk yang tak tertandingi dan meluncurkan terobosan dan inovasi jangka panjang.
Kedua, menciptakan pasar dengan cara proaktif memperluas pasar, mendorong premiumisasi, dan melakukan eksekusi yang cemerlang di pasar. Terakhir, Unilever juga terus meningkatkan dampak bisnis di seluruh titik kontak kami dengan konsumen maupun pelanggan.
2. Memaksimalkan potensi Merek Inti
Pada paruh pertama 2025, Unilever memperkuat identitas dan proposisi nilai dari merek-merek inti–termasuk Pepsodent, Lifebuoy, dan Royco– melalui perbaikan 6P: Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion (Promosi), Prepositions (Preposisi) and Pack (Pengemasan).
Di sisi lain, merek-merek seperti Pepsodent, Bango, Royco, Sunlight, Axe dan Clear juga mencatatkan pertumbuhan di Semester I 2025, menegaskan kembali relevansi dan ketangguhan merek-merek tersebut di tengah lanskap pasar yang dinamis.
Menciptakan pasar, dengan menjangkau segmen atas yang berkembang pesat untuk menangkap permintaan yang lebih besar sekaligus menunjukkan kelincahan perseroan dalam merespon kebutuhan konsumen yang terus berkembang.
Pada Semester I, segmen dengan pertumbuhan tinggi seperti Beauty & Wellbeing (Sun, Serum, Treatments, Lightweight) membukukan pertumbuhan sebesar lebih dari 36 persen. Portofolio premium perseroan juga mengalami pertumbuhan di Kuartal II, melanjutkan momentum peningkatan dari kuartal sebelumnya.
Selanjutnya adalah dengan menjangkau segmen bawah dengan tujuan memperluas aksesibilitas bagi semua segmen konsumen, Unilever Indonesia terus memperluas penawaran produk-produk dengan harga yang terjangkau. Inisiatif yang dilakukan antara lain adalah meluncurkan Sabun Batang Lifebuoy; Bango Magic dengan harga Rp 1.000, dan meluncurkan Rinso dengan kemasan baru di harga Rp 500.
Berbagai inovasi ini memungkinkan Unilever Indonesia dalam memenuhi kebutuhan konsumen sekaligus memperkuat kehadiran perseroan di saluran general trade.
3. Meningkatkan dampak bisnis melalui transformasi Go-to-Market
Unilever Indonesia berhasil mencapai kemajuan yang baik di ranah operasional utama selama Semester I, memperkuat fundamental bisnis. Perseroan menjaga tingkat stok pelanggan tetap optimal dan meningkatkan tingkat layanan, sehingga produk yang dikirimkan benar dan tepat waktu.
Perseroan juga kian memperluas cakupan langsung kami pada 2025, sehingga dapat menjangkau lebih banyak gerai secara langsung. Kapasitas tenaga penjualan pun ditingkatkan guna memperbaiki eksekusi di toko dan meningkatkan keterlibatan pelanggan.
Adanya optimalisasi variasi produk memastikan bauran SKU yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan lokal. Semua upaya tersebut berkontribusi pada penjualan harian yang lebih kuat dan model Distributive Trade yang lebih menguntungkan.
4. Meningkatkan Nilai Jangka Panjang
Untuk meningkatkan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham, Unilever Indonesia berencana untuk membeli kembali saham yang telah diterbitkan dan tercatat di PT Bursa Efek Indonesia dengan nilai maksimum sebesar Rp 2 triliun.
Inisiatif ini menegaskan komitmen berkelanjutan perseroan dalam meningkatkan imbal hasil bagi pemegang saham, sambil tetap menjaga fleksibilitas keuangan untuk berinvestasi dalam pertumbuhan di masa depan. Perseroan percaya bahwa ini merupakan langkah strategis yang diambil pada waktu yang tepat untuk memperkuat posisi jangka panjang.
“Kami tetap fokus pada upaya memperkuat merek kami, meningkatkan kapabilitas Go-To-Market, dan mendorong daya saing biaya yang lebih besar melalui kegiatan operasional yang lebih disiplin serta berbagai inisiatif transformasi. Dengan berjalan baiknya upaya-upaya ini, kami optimis akan kemampuan kami untuk kembali tumbuh mulai Kuartal III 2025,” tutup Benjie.