CEO OpenAI Sam Altman Sebut Meta Coba Bajak Karyawannya, Ditawari Bonus Rp 1,6 T

Co-Founder & CEO OpenAI, Sam Altman di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Rabu (14/6/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

CEO OpenAI, Sam Altman, menyebut Meta mencoba merekrut karyawannya dengan tawaran bonus penandatanganan (signing bonus) hingga 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,6 triliun (kurs Rp 16.380), ditambah paket kompensasi tahunan yang lebih besar. Namun, upaya tersebut sejauh ini belum membuahkan hasil.

Pernyataan tersebut sampaikan Altman di podcast 'Uncapped' yang dipandu saudaranya, Jack Altman.

Altman menyebut induk Facebook itu menilai OpenAI sebagai kompetitor utamanya di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Ia pun mengapresiasi strategi agresif yang diterapkan Mark Zuckerberg, CEO Meta.

"Saya mendengar bahwa Meta menganggap kami sebagai pesaing terbesar mereka," katanya di podcast yang rilis pada Rabu (18/6). "Upaya AI mereka saat ini belum berjalan sebaik yang mereka harapkan dan saya menghargai sikap agresif dan terus mencoba hal-hal baru."

Meta belum memberikan komentar soal isu ini.

Mark Zuckerberg perkenalkan Meta sebagai nama brand baru Facebook. Foto: Facebook

Sebelumnya, Zuckerberg dilaporkan telah menginvestasikan miliaran dolar AS demi membangun laboratorium AI “superintelligence”-nya. Salah satu langkah besar terbarunya adalah mengakuisisi 49% saham Scale AI senilai 14,3 miliar dolar AS

Investasi itu disertai dengan kepindahan pendiri Scale AI, Alexandr Wang, ke Meta. Sebagian kecil tim Scale AI juga turut bergabung.

Selain Wang, Meta juga merekrut Jack Rae, peneliti utama dari DeepMind milik Google. Menurut Bloomberg, Zuckerberg bahkan terlibat langsung dalam proses perekrutan tersebut.

Meski begitu, Altman mengkritik pendekatan Meta yang fokus pada kompensasi besar sebagai strategi yang tidak menciptakan budaya inovasi sejati. Ia mengatakan usaha meniru OpenAI tidak akan berhasil.

"Saya pikir ada banyak orang, dan Meta akan menjadi yang baru, yang mengatakan 'kami akan mencoba meniru OpenAI'," imbuhnya. "Itu pada dasarnya tidak akan pernah berhasil. Anda akan selalu kembali ke tempat pesaing Anda berada, dan Anda tidak membangun budaya untuk mempelajari seperti apa berinovasi."