
Presiden Kolombia Gustavo Petro meminta dilakukan penyelidikan dalam kasus penembakan capres Miguel Uribe Turbay (39) saat berkampanye akhir pekan lalu.
Petro meminta penyelidikan dilakukan karena menyoroti jumlah tim keamanan yang secara tiba-tiba berkurang saat mengawal kampanye yang dilakukan Turbay.
"Saya saat ini harus melaporkan bahwa skema perlindungan untuk Senator Uribe secara aneh berkurang di hari penyerangan, dari 7 menjadi 3 orang," kata Petro dalam pernyataannya di media sosial, dikutip dari The Guardian, Rabu (11/6).
Pengacara Uribe, Victor Mosquera, mengatakan telah mengajukan pengaduan pidana terhadap unit perlindungan yang bertanggung jawab atas tokoh-tokoh penting dan berisiko. Dia mengatakan, kliennya mengajukan lebih dari 20 permintaan peningkatan keamanan untuk tahun ini saja.

Uribe (39) merupakan senator dari partai oposisi, partai Centro Democratico, yang menjadi capres untuk pemilihan presiden yang akan berlangsung tahun depan. Saat sedang berkampanye di hadapan pendukungnya, dia tiba-tiba ditembak dari jarak dekat.
Uribe ditembak dua kali di bagian kepala oleh terduga tersangka yang baru berusia 15 tahun. Dia telah menjalani operasi yang dinyatakan sukses. Namun pada Senin (9/6) pagi, pihak rumah sakit mengatakan Uribe menunjukkan minim respons terhadap intervensi medis.
"Kondisinya sangat serius," kata direktur medis Adolfo Llinas Volpe.

Terduga pelaku langsung ditangkap di TKP tidak lama setelah serangan. Berdasarkan laporan, saat ditangkap dia berteriak: "Saya melakukannya demi uang untuk keluarga saya".
Polisi kemudian mengungkapkan pistol 9mm yang dibawa terduga pelaku dibeli secara legal di Arizona pada 2020.
Terduga pelaku juga terluka saat serangan dan masih belum diperiksa. Tim keamanan ditempatkan di sekitar rumah sakit tempatnya menjalani perawatan.
Terduga pelaku diperkirakan akan didakwa dengan percobaan pembunuhan dan kepemilikan senjata ilegal.