
Pihak SMA Negeri 70 Jakarta mengaku terkejut setelah tak satu pun siswanya diterima melalui jalur Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB) Universitas Indonesia (UI) tahun 2025.
Padahal, setiap tahunnya, sekolah tersebut konsisten mengirim puluhan siswa via jalur itu.
“Kami kaget sih, Bapak, Ibu Guru, semuanya kaget karena kami nol untuk tahun ini. Luar biasa,” ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik SMA Negeri 70 Jakarta, Nur Puji Lestari, saat ditemui kumparan di sekolah, Kamis (19/6).
Menurut Nur Puji, dalam tahun-tahun sebelumnya, SMAN 70 termasuk sekolah yang cukup banyak meloloskan siswa lewat jalur PPKB UI, dengan capaian sekitar 40 siswa diterima pada tahun lalu.
“Empat puluhan tahun lalu yang diterima, ya. Formulir yang diberikan banyak, yang mendaftar banyak, dan yang diterima cukup signifikan, gitu,” kata Puji.
“Bisa dibilang, ya, alhamdulilah untuk siswa SMA 70, banyak yang diterima, prestasinya juga bagus,” tambahnya.
Merespons hasil seleksi tahun ini, pihak sekolah telah melakukan koordinasi internal, termasuk dengan guru Bimbingan Konseling (BK) dan Musyawarah Guru BK Jakarta Selatan (MGBK JS2), yang kemudian mengirimkan surat klarifikasi ke pihak UI.
“Kami koordinasi dengan guru BK, karena untuk PPKB ini kan kami pendampingannya bidang akademik dengan guru BK ya, dengan tim BK itu kerjasama,” jelas Puji.
“Nah, guru BK kami kan ada musyawarah guru mata pelajaran Jakarta Selatan, itu sudah follow up dengan mengirim surat pertanyaan untuk ke UI,” tambahnya.
Hingga saat ini, pihak sekolah mengaku belum mendapat jawaban langsung dari UI atas surat tersebut. Ia juga menegaskan bahwa surat dikirim atas nama musyawarah guru, bukan institusi sekolah secara formal.
“Nah, kalau jawabannya, sepertinya saya belum terinfo. Karena itu bukan atas nama sekolah pertanyaannya, ya. Musyawarah guru berarti seluruh guru BK,” ucapnya.

Puji menyayangkan hal ini terjadi. Menurutnya, siswa-siswa SMAN 70 Jakarta memang banyak yang minat untuk mendaftar ke UI.
“Tapi di UI itu memang peminatnya banyak, ya, untuk SMA 70 itu favorit lah. Favorit pengin masuknya ke UI, gitu,” ungkap Puji.
“Jadi anak-anak itu dari berbagai jalur berusaha. SNBP, UTBK, kemudian PPKB, talent scouting. Itu semua diikuti kalau anak-anak,” lanjutnya.
Kata Pihak UI
Sementara itu, UI menyatakan bahwa dalam skema PPKB tahun ini memang terjadi perubahan sistem penilaian. Jika sebelumnya status sekolah favorit menjadi salah satu faktor pertimbangan penerimaan, kini porsi penilaiannya direduksi.
“Jika sebelumnya faktor penghitung PPKB itu faktor sekolah, jadi misal sekolah favorit, misalnya SMA 8 banyak yang pernah masuk sini, IPK-nya bagus bagus, itu biasanya dinilai tinggi. Jadi masuk ke konteks favorit,” kata Plh Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI, Emir Chairullah saat dihubungi terpisah.
“Tapi tahun ini sudah tidak ada status favorit lagi, itu semacam dihilangkan. Kenapa dihilangkan? Karena tidak fair juga, SMA 8, 28, SMA 68, SMA 70, SMA 3 Bandung juga. Jadi nanti berkutat di situ situ saja,” tambahnya.
Menurut Emir, perubahan ini dilakukan demi keadilan akses dan pemerataan kesempatan, agar siswa dari berbagai daerah juga bisa bersaing di jalur PPKB.
“Sementara siswa yang berprestasi itu tidak di SMA itu itu saja, apalagi itu pemerataan wilayah,” ungkap Emir.