Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menilai, Indonesia belum perlu membentuk angkatan siber di TNI. Saat ini, masih bisa memaksimalkan potensi siber di setiap angkatan yang ada.
Wacana penambahan angkatan siber di TNI memang sempat mencuat. Ini bagian dari upaya mengantisipasi perkembangan teknologi yang begitu pesat.
"Ya kita tinggal kolaborasi aja, tidak usah bikin kepala staf angkatan baru. Tapi di TNI ada satuan siber. Satuan siber," kata Sjafrie usai bertemu dengan Menhan Singapura, di Kantor Kemhan, Jakarta, Selasa (5/8).
Sjafrie mengatakan, Indonesia akan mengedepankan kolaborasi bersama dengan para profesional yang ada. Dengan Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), Sjafrie yakin serangan siber bisa ditanggulangi.
"Setiap negara kan punya tipikal masing-masing. Kan sibernya sudah ada sama teman-teman [TNI] ini semua," tutur dia.
"Kolaborasi sama teman-teman yang profesional ini. Kan Sishankamrata, total defense. Kemampuan sipil dan militer harus menjadi satu. Ini yang sekarang kita kerjakan," jelas dia.
Sjafrie yakin dengan segala potensi yang dimiliki Indonesia, pertahanan dan kedaulatan RI bisa dijaga.
"Jadi Indonesia ini harus dikeroyok pertahanannya oleh sipil dan militer. Dan ini teman-teman sekalian, jangan salah lho. Ini adalah potensi-potensi untuk memperkuat TNI apabila negara dalam keadaan emergency," ucap dia.