LENTERA Sediakan Layanan Bantuan untuk Korban Kejahatan Seksual

Launching LENTERA pada 7 April 2025. Lembaga ini hadir untuk membantu korban kejahatan seksual melalui layanan hotline gratis/Instagram: bemfisipunsri

Untuk membantu korban kejahatan seksual dalam ranah kampus, Layanan Terpadu Responsif Anti-Kekerasan Seksual (LENTERA) membuka layanan hotline gratis.

LENTERA merupakan salah satu lembaga kampus yang di-launching pada 7 April 2025. Lembaga ini berdiri di bawah naungan Dinas Pemberdayaan Perempuan serta Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (BEM KM FISIP) Universitas Sriwijaya (Unsri).

Salah satu pengurus lembaga LENTERA, Ayu, menjelaskan bahwa tidak ada persyaratan khusus dalam layanan hotline tersebut. Layanan ini terbuka untuk seluruh mahasiswa Unsri dan juga terbuka untuk umum.

"Ini berlaku untuk mahasiswa di fakultas ilmu sosial dan politik, mahasiswa Unsri dan teman-teman diluar sana yang ingin berbagi ceritanya dengan kami. Kami juga akan merahasiakan identitas, jadi teman-teman tidak perlu khawatir," jelas Ayu.

Kemudian, Ayu juga bilang bahwa dari awal peluncuran lembaga hingga saat ini, sudah ada pelaporan yang mengadu tetapi tidak dapat disebutkan totalnya, sebab berhubungan dengan privasi korban dan lembaga.

"Kalau untuk pengaduan, sudah ada. Namun untuk seberapa jumlahnya, kami tidak bisa menyebutkan," ujarnya.

Untuk kerja sama, ia melanjutkan, saat ini LENTERA sedang berencana untuk menyusun kerja sama antar psikolog di Kota Palembang, agar korban ditangani oleh pihak yang tepat.

"Sedang berencana untuk membangun kerja sama dengan psikolog," katanya.

Ayu berharap, nantinya lembaga LENTERA akan menjadi lembaga yang besar dan dapat menolong korban kejahatan seksual di luar kampus. Saat ini ia juga berharap dengan adanya lembaga ini, dapat menciptakan ruang aman bagi seluruh mahasiswa di kampus Unsri, terutama di lingkungan fakultas FISIP.

"Adanya LENTERA kami harap dapat membantu mahasiswa yang menjadi korban kejahatan seksual dan juga membantu menciptakan ruang aman untuk lingkungan kampus tanpa diskriminasi," tutupnya.