
Kolombia diguncang 19 serangan terkait dalam satu hari. Kekerasan di wilayah barat daya itu menewaskan 19 orang dan melukai 50 orang lainnya.
Keterangan kepolisian target serangan mencakup pos polisi, gedung pemerintahan, dan warga sipil di Cali serta kota-kota sekitarnya.
Kepala Polisi Nasional Kolombia, Jenderal Carlos Fernando Triana, menjelaskan pelaku menggunakan bom mobil, bom sepeda motor, senjata api. Mereka turut menduga pelaku mengerahkan drone.
“Dua petugas kami gugur, dan ada korban jiwa dari masyarakat sipil,” ujar Triana, mengutip AFP.
Di lokasi-lokasi serangan seperti Villa Rica, Guachinte, dan Corinto, sejumlah kendaraan hangus terbakar hingga bangunan runtuh.

Warga Corinto, Luz Amparo, sedang berada di rumah saat ledakan terjadi. Toko rotinya hancur dalam sekejap.
“Kami kira itu gempa bumi,” ujarnya.
“Tapi suami saya bilang: ‘Bukan, itu tembakan.’”
Ia berlari keluar, teleponnya terus berdering. Saat melihat ke arah tokonya, tetangga-tetangganya hanya bisa diam menatap.
“Semuanya rata dengan tanah,” katanya pelan.

Serangan terjadi hanya beberapa hari setelah percobaan pembunuhan terhadap kandidat presiden Miguel Uribe di Bogota.
Tragedi itu pun menambah kekhawatiran akan kembalinya gelombang kekerasan seperti era 1980-an dan 1990-an—masa ketika kartel narkoba, kelompok gerilya, dan pembunuhan motif politik mendominasi kehidupan masyarakat Kolombia.

Analisa kepolisian dan pakar keamanan, rangkaian serangan diduga dilakukan faksi pembangkang dari kelompok FARC, EMC. Faksi tersebut menolak perjanjian damai dengan pemerintah pada 2016.
“Serangan ini sangat terkoordinasi. Ini menunjukkan kapasitas EMC yang telah berkembang signifikan,” kata Elizabeth Dickenson dari International Crisis Group.
Ia menambahkan, kekuatan EMC tampak nyata dari kemampuannya menyerang wilayah metropolitan Cali, yang selama ini menjadi pusat aktivitas ekonomi dan keamanan.
Serangan ini, menurut Dickenson, diduga merupakan respons atas operasi militer yang telah melukai atau membunuh salah satu pemimpin utama mereka, Ivan Mordisco.
Dalam pernyataan tertulis, EMC memperingatkan masyarakat untuk menjauhi fasilitas militer dan kepolisian, meskipun tidak secara eksplisit mengklaim bertanggung jawab atas serangan.
Sementara itu, kondisi Miguel Uribe masih kritis setelah ditembak dua kali di kepala dalam kampanye di Bogota.

Seorang remaja 15 tahun telah ditangkap dan didakwa atas percobaan pembunuhan. Jaksa menyebutnya sebagai pembunuh bayaran.
“Tidak ada keluarga di Kolombia yang layak melalui ini,” kata istri Uribe Maria Claudia Tarazona, kepada wartawan di luar rumah sakit.
“Saya bahkan tak tahu harus menyebut ini apa. Bukan hanya rasa sakit. Bukan hanya ketakutan.”