
KONDISI krisis kemanusiaan di Gaza kian memburuk. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat bahwa pada Juli 2025, sebanyak 11.877 anak di bawah usia lima tahun (balita) mengalami gizi buruk akut. Data ini diungkap Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).
Dari jumlah tersebut, 2.562 anak menderita gizi buruk akut berat. Sebanyak 40 anak lainnya harus dirawat di pusat stabilisasi, karena kondisi mereka sangat mengkhawatirkan.
“Ini adalah bukti nyata bahwa situasi kekurangan gizi memburuk dengan cepat dan mengancam nyawa anak-anak,” tegas UNICEF, badan PBB untuk anak-anak, dalam pernyataan resminya pada Kamis.
UNICEF menyebut lonjakan kasus ini sebagai sesuatu yang sangat mengejutkan. Sebagai perbandingan, pada Februari lalu, jumlah anak yang mengalami gizi buruk akut masih berada di angka 2.000.
Namun sayangnya, akses bantuan sangat terbatas. OCHA melaporkan bahwa mereka bersama mitra kemanusiaan hanya mampu menjangkau sekitar 3% dari total anak yang membutuhkan bantuan makanan dan suplemen gizi.
Bantuan Kemanusiaan
Sementara itu, bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza masih jauh dari cukup, baik menurut badan-badan PBB maupun kelompok pegiat hak asasi manusia. Hal ini diperparah dengan kerusakan besar pada lahan pertanian. Data dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan Pusat Satelit PBB (UNOSAT) menunjukkan hingga 28 Juli, hanya 1,5% lahan pertanian Gaza yang masih bisa diakses dan tidak rusak.
“Situasi ini membutuhkan respons darurat yang jauh lebih besar,” tegas UNICEF. “Kita tahu cara mencegah dan mengobati kekurangan gizi. Peralatan dan keahliannya ada. Tapi tanpa akses yang aman dan berkelanjutan, semua itu menjadi sia-sia. Bantuan nutrisi harus segera sampai ke anak-anak , sebelum lebih banyak nyawa melayang.” (CNN/Z-2)